Sunday 16 March 2014

BERKELANA KE HONG KONG (090314)

Hong Kong merupakan salah satu negara non ASEAN di Asia yang selalu jadi incaran para backpacker pemula termasuk gw (selain Korea dan Jepang) dan akhirnya kesempatan itu datang juga. Kesempatan dalam arti dapet tiket murah walaupun harus menunggu 11 bulan sejak tanggal pembelian tiket Air Asia yang selalu berjasa bagi para backpacker. Hehehehe… Tercetak di tiket, tanggal pembelian adalah 2 April 2013 seharga Rp.1,6juta-an dan gw berangkat bersama teman – teman tanggal 9 – 12 Maret 2014. Mulai dari menghitung bulan demi bulan lanjut hari demi hari dan jam ke jam, sampai akhirnya tiba pada sebuah subuh gw dan ketiga teman : Riyan, Abie dan Monna berkumpul di Terminal 3 Soe-Ta jam 4.30 menunggu flight jam 06.25.

Karena berpergian lebh dari 2 orang dan banyak kemauan, maka penting bagi kami untuk menyepakati 2 hal : anggaran + aktifitas dan semuanya sudah kami lakukan sebelum berangkat. Karena ini ala backpacker, jadi kami mencari berbagai info apa saja yang bisa memangkas pengeluaran, termasuk hotel dan makan. Akhirnya kami putuskan untuk memilih sewa apartemen yang terletak di Reclamation Street seharga Rp.900 ribuan semalam, lokasinya cukup strategis di daerah Mongkok yang merupakan salah satu pusat keramaian di Hong Kong, yang memungkinkan untuk kami berjalan kaki menuju pusat keramaian.

Seperti halnya menggunakan Air Asia, kami pun ‘wajib’ transit di Kuala Lumpur dengan waktu 3,5 jam di Low Cost Carrier Terminal (LCCT) yang minim ‘pemandangan’ indah. Hahahahaha. Akhirnya diputuskanlah untuk menunggu di Dunkin Donuts lantai atas, tempatnya enak karena bersebelahan dengan toilet dan smoking room yang kebetulan saat itu sedang tidak begitu ramai. Kami menikmati makan siang di pesawat yang sudah di pesan melalui pre booked meals­ dan berusaha melakukan berbagai aktifitas kreatif di pesawat selama 4 jam karena minimnya entertainment system di Air Asia : Cek gadget, nonton di gadget, tidur, dan seterusnya ^-^v

Tiba di Hongkong 20 menit lebih awal yaitu 16.50, proses imigrasi pun mudah dan kita sempet kesel kenapa ga ada cap imigrasi ‘Hong Kong’ sama sekali di passport karena sistem yang mereka pakai berbeda, kan jadi ga ada kenang – kenangan. Hahaha.. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari outlet Disneyland karena sesuai info yang kami dapat kalau beli tiket di outlet Disneyland bandara bisa lebih murah tapi ternyata sama aja HKD 450.

Ada banyak cara untuk menuju tengah kota, termurah menggunakan bus umum yang hanya menerima pembayaran dengan menggunakan Octopus Card (kartu permbayaran serba guna yang bisa dibeli di bandara HKD 100 + deposit HKD 50) atau uang pas HKD 33. Petunjuk arah yang jelas memudahkan kami untuk menemukannya, kami turun di Mongkok dengan bus no A21 dengan waktu sekitar 40 menit, sambil menunggu sang pemilik apartemen hal yang kami lakukan adalah : photo – photo dengan tongsis yang ternyata masih awam di Hong Kong dan kami pun menjadi pusat perhatian sampai orang Hong Kong pun pengen photo bareng kita loh ^_^v

Ketemu temennya Abie di Mongkok
Setelah menaruh barang – barang di apartemen, kami pun berkelana menikmati suasana Minggu malam di Mongkok, karena hari libur jadi banyak sekali para TKW Indonesia yang berselieran dimana – mana dengan logat yang khas dan tentunya dengan dandanan ala artis asia hingga rambut warna – warni. Dengan berjalan kaki malam itu, tempat pertama yang kami cari adalah food court untuk makan malam dan Langham Place, yang merupakan salah satu mall terbesar disitu menjadi incaran kami. Sama seperti orang Indonesia yang bepergian ke luar negeri, pasti langsung gagal fokus pas lihat logo H&M dan sejenisnya, kami pun mampir kesana untuk membandingkan harga dan kecewa kok lebih mahal di Hong Kong ya. Karena budget makan gw maksimal HKD 40 maka yang cocok dengan kocek adalah Yoshinoya, lumayan bikin kenyang dan siap jalan – jalan tentunya.


Sederetan lampu – lampu berkerlap kerlip khas nuansa urban sebuah kota modern didominasi tulisan mandarin yang semuanya tidak kami mengerti --" lengkap dengan berbagai pertunjukan seniman jalanan yang beraksi meraih simpati orang – orang yang lewat, kebanyakan dari mereka berkaraoke dengan suara dan perlengkapan alakadarnya. Di sepanjang Yeung Choi Street banyak terdapat toko yang menawarkan berbagai barang elektronik. Ladies Market dan Sneakers Street menjadi tujuan utama malam itu, Ladies Market menawarkan berbagai macam barang keperluan yang bukan hanya untuk wanita : casing HP, oleh – oleh, baju dan sebagainya. Tapi jika dibandingkan dengan Temple Street Market yang kami kunjungi keesokannya, perbedaaan harganya cukup banyak loh. Sebagai contoh untuk flash-disk di Ladies Market bisa mencapai HKD 26, sedangkan di Temple Street hanya HKD 10. Sneakers Street menawarkan berbagai macam merk sepatu asli dengan diskon dimana – mana

Monna dengan cilok termahal di dunia
Sementara yang lain berbelanja, gw dan Riyan mencari – cari street local food yang selalu gw incar pada saat bepergian ke sebuah negara, akhirnya kita coba mencicipi semacam bakso ikan yang ditaruh di sebuah mangkok (semacam cilok) and you know what itu mahal banget loh harganya HKD 30 (Rp.45rb) terus kita bergeser ke warung sebelahnya untuk cek harga jus dan ga jadi beli karena untuk jus mangga aja harganya HKD 25 . Grrrrr…. Sekitar jam 11 malam, kita kembali ke apartemen untuk bersenda gurau.

Oia gw ga merasa perlu untuk membeli SIM card lokal karena hampir di semua tempat menyediakan layanan free wifi dan bagi yang merokok, tenang aja karena hampir semua tempat bebas untuk merokok loh ^-^v


Pengeluaran Hari Pertama :
- Ice Choco Dunkin Donuts LCCT : RM 8,6
- Octopus Card : HKD 150
- Makan Malam Yoshinoya : HKD 38
- Cilok Ikan : HKD 30
- Air Mineral di 711 : HKD 11,2

No comments:

Post a Comment