Wednesday 27 January 2016

SELAMAT DATANG DI TIONGKOK YANG PENUH TANTANGAN ! (120116)

Kemegahan Gongbei Port
Jakarta – Kuala Lumpur AK383  0830 – 11:30
Kuala Lumpur – Macau AKB186 14:55 – 18:40

Akhirnya gw berani melakukan solo traveling keluar negeri lagi setelah sekian lama, tepatnya 13 tahun pasca masa muda keliling eropa tahun 2003 silam. Iya masa muda yang sepertinya tanpa takut dan minim kekhawatiran untuk melakukan apapun termasuk bepergian sendirian, BEDA sama sekarang yang gw rasain dan ini T I O N G K O K alias C I N A yang memang perlu kesiapan mental, fisik dan pikiran ekstra untuk ngejalaninnya

Gw termasuk salah satu dari kebanyakan flashpacker lainnya yang mengandalkan Air Asia untuk mendapatkan tiket murah plus merasakan sensasi menunggu lebih dari setahun menjelang keberangkatan. Kurang lebih sebulan sebelum tanggal yang dinanti, gw sudah tentukan kemana aja selama 8 hari akan menghabiskan waktu untuk berwisata, berkelana dan berpetualang. Kota – kota yang masuk ke daftar gw adalah : Zhuhai, Guilin, Shenzhen & Macau tentunya. Tadinya mau ke Guangzhou tapi menurut info yang gw dapet, disana ga jauh beda dengan Shenzhen, tipikal kota metropolitan dengan tujuan belanja murah. Jadilah gw ganti dengan Zhuhai, sebuah kota kecil yang merupakan perbatasan antara Tiongkok dan Macau yang memiliki pantai.

Oia, gw juga sempet cari local friend melalui Couch Surfing , tujuannya bukan untuk numpang tinggal tapi untuk cari info yang lebih akurat dan dari ke-4 kota tersebut hanya dapat di Macau aja. Voila! Tantangan trip ini bertambah lagi.

Gerbang Portas de Cerco
Setibanya di Macau, gw langsung nanya ke Information Centre gimana cara termurah ke Portas de Cerco yang merupakan gerbang perbatasan di Macau. Begitu keluar bandara, langsung ke bus stop yang letaknya di tengah bagian luar area masuk. Gunakan bus no A1 turun di Passby Terrminal Maritimo kemudian lanjut naik bus no 3A atau 10B untuk lanjut ke tujuan yang dimaksud. Nah, naik bus di Macau tuh ga semudah di negara wisata lainnya. Walaupun dilengkapi dengan free wifi, namun petunjuk pemberhentian hanya tercantum kecil banget di pintu masuk, bukan di sepanjang bagian bus. Jadilah gw nyasar pas pergantian bus kedua dan harus rela mengeluarkan uang ekstra dengan menggunakan taksi dengan tarif sekali buka pintu MOP 17 karena takut telat tiba di perbatasan. Waktu yang ditempuh seharusnya ga sampai sejam, lo bisa sambil menikmati sightseeing kota Macau yang menurut gw seperti little europe dengan segala keteraturan dan romantika bentuk bangunan kuno berbaur dengan bangunan modern lengkap dengan tatanan lampu yang menyenangkan.

Dekorasi menyambut Tahun Baru Cina
Gerbang antrian kedua negara dibuka setiap harinya dari jam 07:00 hingga 24:00, jika di Macau bernama Portas de Cerco, di Tiongkok bernama Gongbei Port. Jarak antar keduanya hanya sekitar 500 m dengan berjalan kaki. Oia, dari segitu besar dan banyaknya area jalur masuk imigrasi, hanya ada 2 jalur untuk visitor selain untuk penduduk Tiongkok, Macau & Hongkong yaitu di jalur bernomor 12 & 13.

Tidak seperti di Macau yang menyediakan huruf latin (walaupun menggunakan bahasa Portugis) di berbagai petunjuk umum, di Tiongkok ini sangatlah minim dan penduduk yang bisa bahasa Inggris pun sama minimnya dan gw ga  bisa Mandarin kecuali xie xie dan ni hau ma. Ga cukup sampai disitu, gw juga baru ngeh kalo berbagai akses aplikasi & situs internet di Tiongkok diblok termasuk GMaps, GLocation, Foursquare & Chrome yang seharusnya bisa membantu gw memberikan informasi selama di Zhuhai. Arggghhh……

Salah satu tempat clubbing hits di Zhuhai
Setelah berjalan kaki sekitar 20 menit dan bertanya ke begitu banyak orang, sampailah gw di Zhuhai Ten Hostel, dengan kamar berbentuk dorm berisi 6 ranjang tingkat. Kamar ini hanya dihuni oleh 3 orang termasuk gw. Sedikit beruntung karena resepsionis nya lumayan bisa berbahasa Inggris jadi gw banyak nanya ke dia. Informasi hostel ini gw dapet melalui C-Trip yang kayaknya jadi e-commerce pilihan utama oleh banyak traveler untuk bepergian ke Tiongkok. Sesuai ekspektasi : bersih, strategis dan cukup fancy. Ga berasa dah jam 9 malam dan sudah melewati waktu malam. Menyusuri kota Zhuhai yang dingin di malam hari lumayan menyenangkan karena jarak kemana – mana ga begitu jauh.

Ga jauh dari deretan tempat makan, gw menemukan jajaran tempat clubbing dengan design bangunan & nama yang modern semisal Muse dan Club 88 yang banyak dikunjungi kaum muda Zhuhai. Distrik nya bernama Wuhou.

Biaya hari ini :
- Tiket Air Asia Jakarta – Macau PP : IDR 1,363,701
- Visa Cina 1 entry via travel agent : IDR 700,000
- Makan siang paket nasi briyani di KLIA : MYR 26
- Air Mineral di KLIA : MYR 3,5
- Bus AP1 Macau Airport – Passby Terminal Maritimo : MOP 4,2
- Bus 3A Passby Terminal Maritimo – turun taksi (dunno where) : MOP 3,2
­- Taksi ke Portas do Cerco : MOP 41
- Nescafe di vending machine Terminal Maritimo : MOP 10
- SIM card lokal plus langganan internet : RMB 85
- Makan malam nasi soup ayam porsi besar : RMB 84
- Minuman milk green tea : RMB 3,5
- Zhuhai Ten Hostel 1 malam : RMB 62

No comments:

Post a Comment