Monday 7 March 2016

BERSANTAI DI TAMAN & BERBAUR DENGAN MASYARAKAT LOKAL SHENZHEN (170116)

Selain dikenal sebagai surga belanja, Shenzhen juga memiliki beberapa objek wisata yang kerap menjadi tujuan ‘wajib’ bagi para pelancong, diantaranya : Window Of The World & Splendid China Folk Village. Namun, gw memutuskan untuk tidak pergi ke semuanya. Berdasarkan informasi yang gw dapat, kedua tempat ini sudah lama tidak direnovasi sehingga menyebabkan banyak spot yang kotor dan tutup sementara plus harga tiket masuk yang lumayan mahal yaitu RMB 180 untuk ke masing – masing tempat.

Modern Toilet Resto yang masig menampilkan menu
Mumpung ada travel partner yang asik dan mempunyai offline maps di iphone nya (gw pake Android), akhirnya mengajak Suzie untuk mencari keunikan yang gratis dan menyenangkan dengan berjalan kaki, berharap menemukan sesuatu yang ga umum dan ga diduga. Malam sebelumnya gw sempet janjian dengan backpacker asal Indonesia untuk bertemu di Modern Toilet Resto di Dongmen, namun ternyata mereka ga bisa dihubungi mungkin karena kuota internetnya habis atau mungkin khilaf belanja >.<

Kami kembali berjalan kaki menuju Dongmen untuk hunting dimana lokasi Modern Toilet Resto yang merupakan franchise asal Taiwan, dibangun sejak 2008 dengan dekorasi unik sesuai namanya. Mulai dari tempat duduk yang berbentuk kloset lengkap dengan makanan yang dibentuk seperti ‘pup’ namun dengan cita rasa yang enak dan khas. Rasa penasaran kami langsung buyar ketika mendapati restoran tersebut ternyata baru saja tutup, ntah untuk renovasi atau pindah lokasi. Tidak ada informasi yang tertempel di pintu masuk. Kami masih bisa masuk ke dalam dan menyaksikan beberapa ‘peninggalan’ dekorasi yang terbagi di lantai 2 dan 3, Jiefanlu Buliding tersebut.

Life Jacket Vending Machine
Sebelum lanjut menjelajahi tempat lainnya, kami mencari tempat makan termurah namun enak dan mata kami tertuju kepada sebuah tempat serupa warteg yang ramai antrian. Hanya dengan membayar RMB 12 gw dapat menikmati sepiring nasi, udang dan sayuran plus sambel yang enak banget. Slurppp.  


Selain mengumpulkan photo manequin, Suzie juga hobi mengoleksi beberapa tanda pengumuman yang salah pengejaan Bahasa Inggris. Tadinya gw ga ngeh, tapi ternyata lumayan banyak dan lucu banget. Ada ‘No Burning’ yang seharusnya ‘No Smoking’ plus vending machine bertuliskan ‘Life Jacket’ yang ternyata berisikan kondom serharga RMB 1 !


Pengemis yang beralaskan spring bed >.<
Kami sempat mampir ke salah satu coffee shop terkenal asal Taiwan yaitu 85' Bakery Cafe untuk membeli kopi sebagai teman berjalan kaki menyusuri Shenzhen di hari Minggu, sambil melihat kebiasaan hidup orang setempat sangat menyenangkan. Potret kehidupan kota metropolitan yang selalu ada kesenjangan, si kaya yang gadget dan bajunya terkini dan si miskin yang terlantar. Bedanya orang miskin di Shenzhen dan di Jakarta bisa terlihat dari alas tidur, jika di Jakarta hanya beralaskan koran, di Shenzhen minimal kasur tipis bahkan spring bed yang di sebelahnya ada koper butut tempat mereka menyimpan pakaian. Kalo di Indonesia kan cukup dengan kardus atau plastik bekas aja.






Bermain kartu bersama wanita - wanita cantik
Gw selalu suka menghabiskan waktu di taman, menikmati suasana yang tenang dengan oksigen yang sangat menyegarkan. Setelah berjalan kaki sekitar 20 menit melintasi area residensial, kami menemukan taman yang cukup besar bernama Shenzhen Renmin Park, dibangun pada tahun 1983 yang memiliki luas 10,08 hektar termasuk di dalamnya terdapat danau buatan 2,1 hektar. Secara garis besar, taman ini terbagi menjadi 4 area : Area Bersantai, Area Ibadah, Area Olahraga dan Area Budidaya Mawar. Di area bersantai terdapat beberapa orang tua yang sedang bermain kartu dan melantunkan nyanyian mandarin klasik. Area Ibadah terdapat gedung semacam chapel dan gedung pernikahan kecil. Taichi dan memancing di danau menjadi aktifitas yang dominan dilakukan di Area Olahraga. Walaupun musim dingin, namun gw masih bisa melihat beberapa bunga mawar berbagai jenis yang mekar dengan sempurna. Ada begitu banyak penghargaan yang disematkan oleh pemerintah atas kesuksesan pengeloaan taman ini, salah satunya pada tahun 2013 lalu mendapat predikat ‘The Best Botanical Garden’ oleh Chinese Association of Parks.


Happy sunset
Puas menghabiskan waktu di taman dengan bonus sunset di atas jalan layang sewaktu berjalan kaki kembali ke Dongmen, membuat hari ini menjadi sempurna. Karena ini malam terakhir gw di Tiongkok, gw berniat untuk makan sepuasnya. Ada 1 area khusus semacam food court yang sangat besar menghidangkan berbagai suguhan lokal termasuk makanan halal. Pilihan gw tertuju pada nasi goreng sayur khas Shenzhen, plus menikmati sepuas – puasnya 2 sate cumi yang besar.



Sekitar jam 9 malam, kami kembali ke hotel sambil berjalan kaki menikmati es krim yang kami beli di 711. Oia, akhirnya gw pindah ke kamar bawah yang kasurnya lebih empuk dan bukan dari besi reyot dengan menambah beberapa Yuan. Saatnya untuk packing dan pasang alarm untuk besok paginya berpetualang menuju Macau.

Biaya hari ini :
- Upgrade kamar hostel : RMB 10
- Makan siang : RMB 12
- Minuman : RMB 3.5
- Coffee : RMB 15
- Makan malam : RMB 10
- Sate Cumi : RMB 10
- Ice Cream : RMB 14.5