Sunday 23 November 2014

NARMADA : Air Mineral Kebanggaan Lombok & Gili

Jika berkunjung ke Lombok dan Gili, lo bakalan susah menemukan Aqua sebagai pilihan utama untuk konsumsi air mineral. Sebagai penggantinya, akan ada NARMADA yang sering disebut Aqua – nya masyarakat sekitar. Tenang aja, ini bukan air mineral yang diolah secara tidak higienis namun merupakan air mineral yang diolah dan diproduksi dengan menjaga kualitas, keamanan, kesehatan serta ramah lingkungan oleh PT. Narmada Awet Muda yang berlokasi di Mataram sejak tahun 1995 sekaligus menjadi produsen air mineral kemasan pertama di Lombok. Sumber mata air nya berasal dari Gunung Rinjani, salah satu objek wisata yang terkenal dengan keindahan alamnya.  

Tidak hanya terkenal di Lombok dan Gili, Narmada juga diekspor ke Australia sejak 2008 yang kuantitas perdananya mampu menembus angka 5 kontainer atau setara dengan Rp.125 juta.

Lantas, apa arti Narmada? Terinspirasi dari salah satu objek wisata peninggalan sejarah di Lombok berupa Taman seluas 2 hektar yang di bangun pada tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok : Anak Agung Ngurah Karang Asem sebagai tempat upacara Pakelem yang bertujuan untuk memohon dan meminta sang Pencipta untuk menjaga keharmonisan alam semesta.Berlokasi sekitar 10 km sebelah timur Kota Mataram.

Narmada tersedia dalam 3 kemasan : 600 ml, 1.500 ml dan 19 liter. Selamat menjaga kesegaran liburan di Gili dengan Narmada ya.

Saturday 22 November 2014

Ke Gili Trawangan via Lombok ala Non Backpacker

Bagi gw dan beberapa orang pecinta pantai, Gili Trawangan nampaknya menjadi salah satu destinasi favorit yang selalu dipilih untuk liburan atau mencari inspirasi. Pantai yang bersih, nightlife yang seru plus masyarakat yang ramah dan jujur menjadi daya tarik yang sulit di dapat dari tempat wisata lainnya.

Tahun 2014 ini adalah kali ke 4 gw ke Gili Trawangan namun kali pertama melalui Lombok, biasanya via Padang Bai terlebih dahulu karena udah persiapan nyetok tiket ke Bali dari beberapa bulan sebelumnya. Maklum saja, selagi masih bisa dapat murah kenapa harus pilih yang mahal? Hehehe… Selain cuma punya waktu sebentar dan mendadak, akhirnya rela via Lombok dengan harga tiket normal seharga Rp. 1.735.000.- dengan Lion Air.

Sebelum berangkat, gw sempatkan cari info di internet bagaimana cara yang paling efisien ke Pelabuhan Bangsal untuk menyeberang ke Gili. Murah nomor sekian tapi jangan sampai mahal juga kan. Dari info yang gw dapat, ada 2 cara yaitu pakai Bus Damri dulu ke Senggigi lalu lanjut dengan taksi atau dengan mobil sewa seharga 200-300rb. Nah kalo ga mau ribet, mending cara yang kedua aja, tapi mesti pintar nawar ke supirnya. Alhasil, pas tiba di Bandara Internasional Lombok, langsung cari info ke loket sewa mobil dan harga resminya adalah Rp.400.000,- dan ga bisa ditawar. Seperti kebanyakan ‘tradisi’ di banyak bandara di Indonesia, gw juga berharap akan ada supir independen yang biasanya menawarkan dibawah harga resmi dan bener aja akhirnya berjodoh dengan Pak Ibrahim yang mengintili gw setelah dari loket. Promonya yang membuat gw tertarik adalah : mobil Avanza baru 2 bulan, bersih dan wangi. Harga nya Rp.250.000,- karena efek bensin naik, yaudahlah gapapa toh masih dibawah harga resmi.

Ada 2 pilihan jalur menuju Pelabuhan Bangsal dari bandara, via Sengigi atau Pusuk yang terdapat Monkey Forest. Walaupun via Senggigi lebih lama 20 menit, gw tetap memilih Senggigi karena bisa sekalian lihat pemandangan pantainya yang indah. Kondisi jalan yang bagus dan ga macet, membuat perjalanan yang ditempuh 1 jam 50 menit terasa menyenangkan.

Loket Pelabuhan Bangsal yang sederhana banget
Sebelum memasuki area pelabuhan, biasanya calon penumpang ‘diwajibkan’ untuk naik cidomo (delman) seharga Rp.25.000,- dari tempat parkir ke tempat penyeberangan. Ini sebenarnya akal – akalan aja sih menurut gw, kenapa harus naik cidomo kalau ternyata bisa pakai mobil dan jaraknya cuma sekitar 200 m ? Lagi – lagi harus memilih, naik cidomo atau memberi ‘uang damai’. Gw miih cara yang kedua aja karena ga mau ribet. Hehehehe. Rp.20.000,- pun gw keluarkan untuk membayar ‘uang damai’ sekaligus sebagai tiket masuk.
Ada 2 pilihan transportasi yaitu dengan menggunakan perahu biasa seharga Rp. 13.000,- selama sekitar 45 menit dengan resiko harus menunggu 30 penumpang terlebih dahulu baru bisa jalan atau dengan fast boat seharga Rp.75.000,- selama sekitar 10 menit dan bisa jalan hanya dengan 10 penumpang. Pas di loket gw bertanya ternyata calon penumpang perahu biasa baru 5 orang yang menunggu, saat itu cuaca panas dan gw ga sabar pengen temu kangen dengan Gili, jadilah gw pilih cara yang kedua.

Jadwal penyeberangan dengan fast boat  dari Pelabuhan Bangsal ke Gili Trawangan mulai dari jam 11.30 WITA hingga 16.30 WITA dan sebaliknya mulai jam 09.30 WITA hingga 15.30 WITA sedangkan perahu biasa mulai dari jam 07.00 WITA hingga jam 17.00 WITA.
Suasana Pelabuhan Gili Trawangan
Biar nyaman, sebaiknya begitu sampai di Gili Trawangan langsung memesan tiket kembali sesuai jadwal yang diinginkan. Karena gw dah nyaman dengan Pak Ibrahim, jadilah gw minta dia untuk menjemput kembali di Pelabuhan Bangsal. Oia ini no nya Pak Ibrahim : 081907898914 , mungkin lo perlu seandainya liburan ke Gili.