TRINITY THE NEKAD TRAVELER **
Tanggal Rilis : 16 Maret 2017
Sutradara : Rizal Mantovani
Production House : Tujuh Bintang Sinema

Bagaimana hasilnya jika buku tersebut dijadikan
sebuah film? Tentunya dari sisi bisnis, film ini diharapkan tidak hanya
diperuntukkan bagi traveler saja
namun ke target penonton yang lebih luas dan pastinya akan banyak penyesuaian
di beberapa hal. Perlu kompromi tertentu bagi pembaca setia Trinity agar film
ini lebih menyenangkan untuk ditonton.
Bercerita tentang seorang pegawai kantoran yang
doyan banget jalan – jalan dengan kendala yang tentunya sering dialami oleh
kita semua : uang pas – pas an dan jatah cuti yang rasanya ga pernah cukup, ditambah lagi dikejar pertanyaan kapan nikah dari orangtua. Trinity (Maudy Ayunda) selalu menuliskan
pengalamannya melalui blog naked-traveler.com dan secara perlahan mulai mendapatkan
pembaca setia yang “ga sengaja” mampir karena niat yang “berbeda”. Dia juga
memiliki bucket list yang isinya ga cuma
tempat wisata incaran tapi juga ada beberapa hal nyeleneh, diantaranya : Berenang bareng hiu dan nongkrong bareng Tompi.
Keseruan film dimulai saat ia menyadari ada
harpitnas (hari kejepit nasional) yang membawanya menuju Lampung menyaksikan
Festival Layang – Layang, mengunjungi Pulau Anak Gunung Krakatau untuk
menyaksikan keindahan Gunung Krakatau dan melihat konservasi gajah di Way
Kambas. Keberuntungan pun datang karena tuntutan pekerjaan yang membuatnya
harus pergi menuju Makassar dan tentunya dimanfaatkan untuk berkunjung ke beberapa
tempat wisata.
Cerita semakin menarik ketika Trinity traveling ke Philippine bersama kedua
sahabatnya, Yasmin (Rachel Amanda) dan
Nina (Anggika Bolsterli) serta
sepupunya, Ezra (Babe Cabita).
Konflik pun dimulai saat salah satu sahabatnya mulai terganggu dengan bucket list yang membuat Trinity jadi
terkesan egois. Kehadiran Paul (Hamish
Daud) dan Mister X juga menjadi bumbu lain yang coba dihadirkan melalui
film berdurasi 103 menit ini.
***
Spot wisata dengan view yang menawan, tips
traveling yang tidak menggurui serta komedi yang dihadirkan pada awal hingga
tengah film sangat menyenangkan untuk disimak, namun sangat disayangkan ketika
memasuki plot cerita di Philippine terasa kurang maksimal karena lebih fokus kepada
konflik dan hanya mengambil spot di Quiapo Market padahal masih banyak spot ikonik yang bisa dieksplor.
Kehadiran sosok Paul dengan dialog terdengar cheesy nampaknya sengaja digunakan untuk memperluas “target
pasar” ke segmen lainnya , malah membuat film ini agak sedikit kehilangan arah.
Pemilihan Rizal
Mantovani sebagai Sutradara sangat tepat karena sebelumnya sukses membuat
film dengan view yang memanjakan seperti Air
Terjun Pengantin (2009) & 5 cm (2012).
Salut juga dengan Joseph Jafar sebagai
Music Director yang memanjakan telinga penonton dengan backsound & backsong yang catchy.
Kalo dari sisi peran, Ayu Dewi sang bos dan Mala
Barbie sang pegawai caper menjadi bumbu yang tidak hanya renyah, namun juga
berkesan bagi penonton.
Sebagai pembaca setia blog sang penulis asli, gw bakalan setia menunggu kehadiran sekuelnya.
Sebagai pembaca setia blog sang penulis asli, gw bakalan setia menunggu kehadiran sekuelnya.
Film ini sangat layak ditonton sebagai ungkapan bangga dan syukur bahwa pariwisata Indonesia memiliki begitu banyak ragam keindahan dan tentunya sebagai
penyemangat awal bagi yang tidak ingin kehilangan momen traveling sebagai
pengalaman berharga dalam hidup, seperti kutipan Mark Twain yang dihadirkan
pada awal film :
“20 tahun dari
sekarang, kau akan lebih banyak kecewa akan hal – hal yang pernah tak kau
lakukan.”
***
Dialog menarik :
“Nulis ibarat doa dan
alam semesta akan mengamini”
“Kemanapun kaki
melangkah, rumahku Indonesia”
XXI Plaza Senayan, A7
No comments:
Post a Comment