Bosan dengan mall, weekend ini
gw menghabiskan waktu berkunjung ke kawasan Glodok atau biasa disebut ‘Pecinan’
untuk mencari sesuatu yang tidak gw rencanakan sebelumnya, buat gw ‘kejutan’
memiliki sensasi tersendiri. Memang paling pas menggunakan sepeda motor untuk
menghindari kemacetan sekaligus bisa melewati berbagai jalan tikus yang konon banyak hal ‘tersembunyi’ di dalamnya.
![]() |
Menyambut kedatangan Tahun Kambing |
![]() |
Enak, murah dan tanpa bahan pengawet |
Berjalan kaki terasa tidak
lelah karena disuguhi pemandangan berupa sederetan toko obat tradisional cina,
cemilan khas dan nampaknya para pedagang sudah mulai menjajakan pernak – pernik
Tahun Baru Cina yang akan berlangsung bulan Februari mendatang.
Ada sebuah gedung besar yang
menarik dan langsung gw masuki, namanya Gedung
Chandra. Tak jelas gedung ini dibangun tahun berapa, informasi yang gw
dapatkan di internet pun tidaklah memadai. Masih ada tanda – tanda kejayaan di
dalamnya. Di dalam gedung ini dulunya terdapat 2 studio bioskop dan sebuah aula
pertunjukan besar di lantai 2. Masih terlihat pelataran panggung lengkap dengan
tirai raksasanya yang saat ini digunakan untuk arena bermain ding dong klasik
dan tempat penjualan furniture khas
oriental. Rasa kaget gw pun tidak berhenti sampai disitu, naik ke lantai 3 gw
mendengar suara musik berkumandang, tak hanya musik namun ada suara parau
sedang bernyanyi. Wah ternyata ada yang lagi karaoke di food court. SERU BANGET!! Hahahahaha. Tak jauh dari situ, gw
melanjutkan ‘petualangan’ gw dan ternyata ada 2 tempat karaoke lainnya.
Nampaknya sudah menjadi rutinitas harian bagi warga keturunan untuk relaksasi
atau sekedar menghabiskan waktu sambil melestarikan tradisi turun – temurun.
![]() |
Karaoke dan berdansa |
Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke
daerah pecinan tidak melihat wihara yang menjadi salah satu saksi sejarah
perjalanan kehidupan warga keturunan di Jakarta. Wihara Dharma Sakti atau yang bernama Jin De Yuan merupakan tempat
ibadah umat Budha yang dibangun pada tahun 1938 dan terletak di Jl Petak
Sembilan. Masih berdiri kokoh lengkap
dengan ornament khas termasuk patung besar perlambang kemakmuran yang ‘menyapa’
di gerbang masuk area dalam.
Sekitar jam 4 sore gw kembali
ke rumah dan weekend kali ini pun
berakhir manis dengan pengalaman baru dan seru.
No comments:
Post a Comment