Akhirnya merasakan juga gimana ga
enaknya Visa ditolak dan yang paling ga asik adalah dari sebuah negara di Asia
bernama Korea Selatan yang 2010 – 2012 lalu gencar mempromosikan dirinya lewat
VISIT KOREA.
Rencana ke Korea Selatan
sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu, apalagi gw dipercayakan memandu
beberapa acara yang diadakan Korea Tourism Organization (KTO) sejak 2010 jadi
banyak hal yang akhirnya memotivasi gw untuk pergi kesana. Langkah pertama kali
tentunya dengan membeli tiket promo Air Asia seharga Rp. 3,7 juta PP sekitar 10
bulan sebelum keberangkatan 3 – 10 Februari 2015.
Segala persyaratan sudah gw
penuhi termasuk yang tidak masuk akal sekalipun : Ijazah terakhir dan BPKP
salah satu kendaraan. Ada yang bisa bantu jelaskan konklusinya apa? Visa gw
ditolak lantaran tidak bisa melampirkan SPT Tahun 2012-2013, lewat sesi
wawancara gw sudah jelaskan bahwa perusahaan gw baru keluar SIUP 2 bulan lalu
jadi tidak mungkin ada SPT dan sebagai individu gw tidak berkewajiban
melaporkan pajak karena pekerjaan gw adalah ‘seniman’. Gw sangat merasa terhina
dengan tidak diberikan spasi untuk berargumen. ‘Terhina’ bukan kata yang
berlebihan karena gw sudah melampirkan berkas lain yang lebih masuk akal :
lampiran tiket pesawat, konfirmasi hotel dan bukti keuangan yang lebih dari
cukup nilainya. Hanya karena SPT saja semua jadi berantakan? Yang tidak ada
hubungannya dengan kepentingan Korea Selatan sebagai negara yang dikunjungi.
Atau ada yang bisa jelaskan?
Passpor gw yang terdapat Visa
Inggris, Jepang dan Arab pun tidak dijadikan pertimbangan oleh Pihak Kedutaan.
Pekerjaan gw yang pernah memandu beberapa acara KTO pun tidak digubris. Anehnya
lagi teman gw yang lain kok tidak ada masalah sama sekali. Apakah ada yang
namanya random checking?
Sebegitu rendah nya kah ‘nilai’
warga negara Indonesia dihadapan Korea Selatan sampai harus dibuat rumit dengan
hal tidak masuk akal sekalipun? Atau
memang birokrasi yang alot antar pemerintah?
Masih ada negara lain yang
lebih penting dan berguna untuk dikunjungi. Apa gunanya promo VISIT KOREA? Kalau
segala sesuatu dipersulit dengan syarat tidak masuk akal? Apa karena sudah
berhasil menarik lebih dari cukup wisatawan lantas jadi pongah untuk menerima
kunjungan?